BERITA TERKAIT
- Imperial Treasure Kitchen
- Imperial Treasure La Mian Xiao Long BaoJl. Taman Leuser Ujung Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Tel. 722 1167
Deretan bangku kayu panjang, samar lantunan siter dan gaduh para pelayan yang membawa makanan Anda ke meja barangkali tak bisa menggantikan suasana rumah makan aslinya di Solo, namun nostalgia hadir dalam alunan dandanggulo, dan kita pun lena.
Usia Tohjoyo hampir 24 tahun dan tentu saja telah banyak rumah makan gadungan yang menyebut dirinya dengan nama yang sama. Namun tempat ini mengenal dirinya, dan setiap hari mereka masih menjual sekitar 100 ekor ayam kampung—juga babat dan iso—yang digoreng sampai lembut. Ayam gorengnya paling enak dimakan panas-panas, dengan nasi putih, tahu dan tempe goreng, lalapan dan sambal. Sambalnya yang top markotop juga membedakan Tohjoyo dari para pesaingnya. Selain itu semua, hadir pula petai yang digoreng setengah matang untuk mempertahankan saripatinya.
Es sari kelapa, minuman tradisional Jawa yang dibuat dari kelapa muda, gres dan otentik; pemanisnya dibuat dari gula asli tanpa pengawet yang di tempat lain cenderung berlebihan. Minuman lain yang selalu jadi favorit, es dawet, di sini dicampur lidah buaya.
Sampai sekitar lima tahun yang lalu, Tohjoyo masih priyayi—tutup di siang hari. Kini, ia membuat jalan macet pada jam makan siang.
Tapi, seperti lazimnya di Jakarta, ada sejumlah cacat: makanannya dipajang terlalu dekat dengan jalan, persis di sebelah pintu masuk, hingga dikerubungi debu dan lalat. Tapi ini merupakan cela tak berarti, dan tak sebanding dengan fakta bahwa Tohjoyo masih tetap menjanjikan makanan terbaik yang bisa didapatkan hanya dengan membelanjakan sekitar Rp 40.000, kapan pun, di mana pun. Menunya juga mencatat sekitar selusin merek rokok untuk mengoptimalkan kenikmatan pasca-makan itu.
Harga: sekitar Rp 80,000 untuk 2 orang
Jam buka: 11:00 – 21:00
Busana: santai
Atmosfer: cepat dan sigap
Metode pembayaran: tunai
Tel. 722 1167
Deretan bangku kayu panjang, samar lantunan siter dan gaduh para pelayan yang membawa makanan Anda ke meja barangkali tak bisa menggantikan suasana rumah makan aslinya di Solo, namun nostalgia hadir dalam alunan dandanggulo, dan kita pun lena.
Usia Tohjoyo hampir 24 tahun dan tentu saja telah banyak rumah makan gadungan yang menyebut dirinya dengan nama yang sama. Namun tempat ini mengenal dirinya, dan setiap hari mereka masih menjual sekitar 100 ekor ayam kampung—juga babat dan iso—yang digoreng sampai lembut. Ayam gorengnya paling enak dimakan panas-panas, dengan nasi putih, tahu dan tempe goreng, lalapan dan sambal. Sambalnya yang top markotop juga membedakan Tohjoyo dari para pesaingnya. Selain itu semua, hadir pula petai yang digoreng setengah matang untuk mempertahankan saripatinya.
Es sari kelapa, minuman tradisional Jawa yang dibuat dari kelapa muda, gres dan otentik; pemanisnya dibuat dari gula asli tanpa pengawet yang di tempat lain cenderung berlebihan. Minuman lain yang selalu jadi favorit, es dawet, di sini dicampur lidah buaya.
Sampai sekitar lima tahun yang lalu, Tohjoyo masih priyayi—tutup di siang hari. Kini, ia membuat jalan macet pada jam makan siang.
Tapi, seperti lazimnya di Jakarta, ada sejumlah cacat: makanannya dipajang terlalu dekat dengan jalan, persis di sebelah pintu masuk, hingga dikerubungi debu dan lalat. Tapi ini merupakan cela tak berarti, dan tak sebanding dengan fakta bahwa Tohjoyo masih tetap menjanjikan makanan terbaik yang bisa didapatkan hanya dengan membelanjakan sekitar Rp 40.000, kapan pun, di mana pun. Menunya juga mencatat sekitar selusin merek rokok untuk mengoptimalkan kenikmatan pasca-makan itu.
Harga: sekitar Rp 80,000 untuk 2 orang
Jam buka: 11:00 – 21:00
Busana: santai
Atmosfer: cepat dan sigap
Metode pembayaran: tunai